(Nitis et al., 1991)
Tanaman
hijauan yang di awetkan dengan cara di keringkan dibawah sinar matahari
kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30% disebut HAY.
Pengawetan dengan cara ini
jarang di lakukan oleh peternak di Indonesia, mungkin karena jumlah hijauan
yang tersedia relatif tak terbatas. Lain halnya dengan di negara empat musim,
dimana hijauan yang tersedia pertahun sangat amat terbatas. Tak dapat di
pungkiri bahwa ketersediaan hijauan yang tak terbatas di Indonesia, justru
lebih menyusahkan peternak di saat musim panas, walaupun sebetulnya hijauan
relatif masih tersedia.
Sebaliknya di negara empat
musim dimana selama hampir delapan bulan hijauan tidak tersedia, namun mereka
tidak pernah merasa kesulitan apalagi mengalami kerugian.
Penyebabnya adalah mereka
lebih berpengalaman menghadapi masa paceklik hijauan, yang mereka atasi dengan
berbagai cara melakukan penimbunan hijauan yang telah di awetkan,sebelum musim
paceklik tiba.
Pembuatan hay adalah metoda
yang sudah sangat lama / tua mereka lakukan. Metoda ini dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan yang sederhana, dan biaya yang paling rendah.
Metoda ini dilakukan
peternak di seluruh dunia, pelaksanaannya berbeda-beda namun semua
mengikuti prinsip dasar yang sama, yaitu mengurangi kadar air yang terkandung
dengan mempertahankan kandungan nutrisi sebanyak mungkin.
Tujuan pembuatan Hay:
Tujuan lain dalam pembuatan
Hay adalah untuk untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman /rumputan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang
seragam akan memilik daya cerna yang lebih tinggi.
Tujuan khusus pembuatan Hay
adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan
untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam
mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.
Prinsip dasar
Prinsip dasar dari
pengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan cara mengeringkan
hijauan, baik secara alami (menggunakan sinar matahari) maupun menggunakan
mesin pengering (dryer). Adapun kandungan air hay ditentukan
sebesar 12-20 %, hal ini dimaksud agar hijauan saat disimpan sebagai hay tidak
ditumbuhi jamur. Jamur akan merusak kualitas hijauan yang telah diawetkan
menjadi hay.
Bahan pembuatan Hay
Bahan untuk pembuatan hay
adalah segala macam hijauan yang di sukai oleh ternak ruminansia. Cara memanen
dan menangani paska panen sangat mempengaruhi kualitas hay. Cara memanen yang
kurang baik akan mengakibatkan banyaknya hijauan yang akan tercecer dan
terbuang. Juga bila hijauan telah dipanen harus diletakkan ditempat yang
teduh dan memadai, karena jika tertimpa hujan maka kualitas hijauan tersebut
akan menurun.
Proses pengeringan yang
berlangsung terlalu lama akan mengakibatkan kehilangan nutrisi dan memudahkan
tumbuhnya jamur. Pengeringan yang berlebihan juga akan menurunkan kualitas hay.
Syarat hijauan (tanaman)
yang dibuat Hay :
- Bertekstur halus atau yang
berbatang halus agar mudah kering
- Dipanen pada awal musim
berbunga.
- Hijauan (tanaman) yang
akan dibuat hay dipanen dari area yang subur.
- Hijauan yang akan diolah
harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar
protein tinggi, serat
kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang
diperoleh tidak
berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan
turunnya
palatabilitas dan kualitas.
Bahan tambahan
Agar hay dapat lebih
awet disimpan, maka biasanya diberi pengawet. Adapun macam-macam pengawet
yang dapat dipakai antara lain garam dapur (Nacl), asam propionic, dan amonia
cair.
Garam:
sebagai pengawet diberikan
1-2% akan dapat mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air, juga dapat
mengontrol aktivitas mikroba, serta dapat menekan pertumbuhan jamur.
Asam propionic:
berfungsi sebagai fungicidal
dan fungistalic yaitu mencegah dan memberantas jamur yang tumbuh serta tidak
menambah jumlah jamur yang tumbuh. Adapun pemberian untuk hay yang
diikat (dipak) sebanyak 1% dari berat hijauan.
Amonia cair:
juga berfungsi sebagai
fungicidal dan pengawet, mencegah timbulnya panas, meningkatkan kecernaan
hijauan tersebut dan memberikan tambahan N yang bukan berasal dari protein
(NPN) (http://peternakankambingumbansari.bl…uatan-hay.html).
Sekarang banyak di jual
bahan tambahan ini disebutnya Inoculan, merk dagang bermacam-macam juga
Proses pembuatan hay
Langkah
Kerja
- Sabit rumput dikebun rumput.
- Lakukan penimbangan berat rumput.
- Bila dilakukan pengeringan dengan sinar matahari kerjakan dilantai jemur, jika lantai jemur menggunakan para-para yang mendatar maupun yang miring, hijauan hendaknya dibalik tiap 2 jam. Lama pengeringan tergantung tercapainya kandungan air antara12-20 %
- Bila memakai ‘dryer’, hijauan dimasukkan ke pengering. Lakukan pemotongan dengan panjang yang memadai dengan mesin pengering tersebut. Gunakan suhu pengering 100-250 _C, hentikan bila kandungan air sudah mencapai 12-20 %.
- Lakukan pengukuran kandungan air hay dengan menggunakan alat pengukur kandungan air (Delmhorst digital hay meter and bale sensor).
- Ukur suhu gudang tempat penyimpanan hay.Adapun kriteria hay yang baik
- Berwarna tetap hijau meskipun ada yang berwarna kekuningkuningan.
- Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak terlalu kering sebab akan mudah patah Tidak kotor dan tidak berjamur.
Metoda penjemuran:
- Metode Hamparan
Merupakan metode sederhana,
dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan
terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga
kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 - 30%
(tanda: warna kecoklat-coklatan).
- Metode Pod
Dilakukan dengan menggunakan
semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 - 3
hari (kadar air ±50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang
berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal),
sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan
menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
Kriteria hay yang
baik :
- Berwarna tetap hijau meskipun ada yang berwarna kekuningkuningan
- Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak terlalu kering sebab kalu kering maka akan mudah patah.
- Tidak kotor dan tidak berjamur.
- Mohon di ingat Alat Pengukur Parameter keberhasilan pembuatan hay yang terbaik adalah Ternak yang akan memakannya
Penyimpanan Hay
Hay harus di simpan di
tempat yang kering, terlidung dari air hujan, sebaiknya jangan di letakan di
atas tanah, karena tanah bersifat lembab.
Cara penympanan yang murah
dan sangat efektif adalah dengan menggunakan Ten Ton ( mereka menyebutnya
dengan Tenda Tony), seperti pada gambar berikut.
- Nitis, I.M., K. Lana M. Suama, W. Sukanten and A.W. Puger. 1991. Gliricidia for goat feeds and feeding in the three strata forage system. Progress report to IDRC, Canada Udayana University, Faculty of Animal Husbandry, Denpasar, Ball, Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar