Kamis, 03 Mei 2012

TEKNOLOGI PAKAN "HAY"

(Nitis et al., 1991) Tanaman hijauan yang di awetkan dengan cara di keringkan dibawah sinar matahari kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30% disebut HAY.
Pengawetan dengan cara ini jarang di lakukan oleh peternak di Indonesia, mungkin karena jumlah hijauan yang tersedia relatif tak terbatas. Lain halnya dengan di negara empat musim, dimana hijauan yang tersedia pertahun sangat amat terbatas. Tak dapat di pungkiri bahwa ketersediaan hijauan yang tak terbatas di Indonesia, justru lebih menyusahkan peternak di saat musim panas, walaupun sebetulnya hijauan relatif masih tersedia.

Sebaliknya di negara empat musim dimana selama hampir delapan bulan hijauan tidak tersedia, namun mereka tidak pernah merasa kesulitan apalagi mengalami kerugian.
Penyebabnya adalah mereka lebih berpengalaman menghadapi masa paceklik hijauan, yang mereka atasi dengan berbagai cara melakukan penimbunan hijauan yang telah di awetkan,sebelum musim paceklik tiba.
Pembuatan hay adalah metoda yang sudah sangat lama / tua mereka lakukan. Metoda ini dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana, dan biaya yang paling rendah.
Metoda ini dilakukan peternak  di seluruh dunia, pelaksanaannya berbeda-beda namun semua mengikuti prinsip dasar yang sama, yaitu mengurangi kadar air yang terkandung dengan mempertahankan kandungan nutrisi sebanyak mungkin.
Tujuan pembuatan Hay:
Tujuan lain dalam pembuatan Hay adalah untuk untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman /rumputan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memilik daya cerna yang lebih tinggi.
Tujuan khusus pembuatan Hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.
Prinsip dasar
Prinsip dasar dari pengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan cara mengeringkan hijauan, baik secara alami (menggunakan sinar matahari) maupun menggunakan mesin pengering (dryer). Adapun kandungan air hay ditentukan sebesar 12-20 %, hal ini dimaksud agar hijauan saat disimpan sebagai hay tidak ditumbuhi jamur. Jamur akan merusak kualitas hijauan yang telah diawetkan  menjadi hay.
Bahan pembuatan Hay
Bahan untuk pembuatan hay adalah segala macam hijauan yang di sukai oleh ternak ruminansia. Cara memanen dan menangani paska panen sangat mempengaruhi kualitas hay. Cara memanen yang kurang baik akan mengakibatkan banyaknya hijauan yang akan tercecer dan terbuang. Juga bila hijauan telah dipanen harus  diletakkan ditempat yang teduh dan memadai, karena jika tertimpa hujan maka kualitas hijauan tersebut akan menurun.
Proses pengeringan yang berlangsung terlalu lama akan mengakibatkan kehilangan nutrisi dan memudahkan tumbuhnya jamur. Pengeringan yang berlebihan juga akan menurunkan kualitas hay.
Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat Hay :
- Bertekstur halus atau yang berbatang halus agar mudah kering
- Dipanen pada awal musim berbunga.
- Hijauan (tanaman) yang akan dibuat hay dipanen dari area yang subur.
- Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar 
  protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang  
  diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan 
  turunnya palatabilitas dan kualitas.
Bahan tambahan
Agar hay dapat lebih awet disimpan, maka biasanya  diberi pengawet. Adapun macam-macam pengawet yang dapat dipakai antara lain garam dapur (Nacl), asam propionic, dan amonia cair.
Garam:
sebagai pengawet diberikan 1-2% akan dapat mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air, juga dapat mengontrol aktivitas mikroba, serta dapat menekan pertumbuhan jamur.
Asam propionic:
berfungsi sebagai fungicidal dan fungistalic yaitu mencegah dan memberantas jamur yang tumbuh serta tidak menambah jumlah jamur yang tumbuh. Adapun pemberian untuk hay yang diikat (dipak) sebanyak 1% dari berat hijauan.


Amonia cair:
juga berfungsi sebagai fungicidal dan pengawet, mencegah timbulnya panas, meningkatkan kecernaan hijauan tersebut dan memberikan tambahan N yang bukan berasal dari protein (NPN) (http://peternakankambingumbansari.bl…uatan-hay.html).
Sekarang banyak di jual bahan  tambahan ini disebutnya Inoculan, merk dagang bermacam-macam juga
Proses pembuatan hay
Langkah Kerja
  •  Sabit rumput dikebun rumput.
  •   Lakukan penimbangan berat rumput.
  • Bila dilakukan pengeringan dengan sinar matahari kerjakan dilantai jemur, jika lantai jemur menggunakan para-para yang mendatar maupun yang miring, hijauan hendaknya dibalik tiap 2 jam. Lama pengeringan tergantung tercapainya kandungan air antara12-20 %
  •  Bila memakai ‘dryer’, hijauan dimasukkan ke pengering. Lakukan pemotongan dengan panjang yang memadai dengan mesin pengering tersebut. Gunakan suhu pengering 100-250 _C, hentikan bila kandungan air sudah mencapai 12-20 %.
  • Lakukan pengukuran kandungan air hay dengan menggunakan alat pengukur kandungan air (Delmhorst digital hay meter and bale sensor).
  • Ukur suhu gudang tempat penyimpanan hay.Adapun kriteria hay yang baik
  • Berwarna tetap hijau meskipun ada yang berwarna kekuningkuningan.
  • Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak terlalu kering sebab akan mudah patah Tidak kotor dan tidak berjamur.

Metoda penjemuran: 
  • Metode Hamparan
Merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 - 30% (tanda: warna kecoklat-coklatan). 
  • Metode Pod
Dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 - 3 hari (kadar air ±50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
Kriteria hay yang baik :
  • Berwarna tetap hijau meskipun ada yang berwarna kekuningkuningan
  • Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh    dan jelas, tidak terlalu kering sebab kalu kering maka akan mudah patah.
  • Tidak kotor dan tidak berjamur.
  •  Mohon di ingat Alat Pengukur Parameter keberhasilan pembuatan hay yang terbaik adalah Ternak yang akan memakannya
Penyimpanan Hay
Hay harus di simpan di tempat yang kering, terlidung dari air hujan, sebaiknya jangan di letakan di atas tanah, karena tanah bersifat lembab.
Cara penympanan yang murah dan sangat efektif adalah dengan menggunakan Ten Ton ( mereka menyebutnya dengan Tenda Tony), seperti pada gambar berikut.


Daftar Pustaka:

  • Nitis, I.M., K. Lana M. Suama, W. Sukanten and A.W. Puger. 1991. Gliricidia for goat feeds and feeding in the three strata forage system. Progress report to IDRC, Canada Udayana University, Faculty of Animal Husbandry, Denpasar, Ball, Indonesia.